BLOG


November 19, 2019

DAY 7 OF AYSPP 2019: WORKSHOP ON FUNDING AND FINANCIAL MANAGEMENT

Today’s lecture program was the final lecture of ASEAN Young Socialpreneurship Program 2019. There were two speakers that gave the lecture; they were Jake Orak and Liesellote Heederik. By the same topics, they offered difference perspectives of funding and financial management.

1st speaker:

Mr. Jake Orak, the founder of Ethnotek, started the session by sharing his overview about his company that he built and managed with his wife. He explained that fundraising is a fulltime job and made an underline that it will distract you from the customers. One of the methods was crowd funding, which is not easy either, even more complicated than it seems. He also explained that you should understand what the investors want, what are their expectrations. Don’t pretend as if you have the answers and in this rate, transparency is not less important. You are expected to be honest to your own investors. He suggested some rules on how they managed their funding such as to update your funding weekly especially in the morning. It would make less mistakes because our brain is still fresh. Then maintain good relationship with every people that involved in the enterprise. At the discussions, Mr. Jake explained about the key of avoiding lump sums and convincing the supplier, which is building a relationship with your supplier, ask about their life, make them like you and build a friendship. In the transparency, show your longterm plan. Build trust among them, but be careful with people you are going to work with because there are alot of scam. Being different makes you much easier to get new customers, quick sales without ad spend, and of course, investment.

2nd speaker:

Ms. Lissellote Heederik, the co-founder and director of Nazava, before she started the lecture, she asked the participants if they already have an enterprise or enterprise with investors. Then, she started it by sharing how she did the funding management. She believed that the first movement would be definitely saving, and then planning the business. Joining some competitions are also effective for them. They could gain the money or prizes as their funds. They called the investors are angel investors that will give you incubators and easier loans. In incubators phase, they have two mentors that understands investment. Even include shareholders as well. They believed that them and investors should be familiarized with each others  because they want to make sure that and don’t want a devil take your money from their company. Aside from working with resellers for crowdfunding, and they use some pro bono services, too. Ms. Lissellote also admit that they still need loans. She shared some links that one of them offered for pitching in the end of slides.

 

In this workshop, the participants were given two different tasks to discuss into 4 people. Which are imagining it’s the year of 2022 and write down where the participants want to be with their enterprises and answer the following question based on the points that Ms. Lissellote gave before. Furthermore, Mr. Jake gave an exersise as well, where the participant would write down top 3 competitors, top 3 things they do worth replicating, elevator ptich for how they are different, things no one is doing that they can own, and the last one would be the mission statement.

Kuliah hari ini adalah kuliah terakhir dari Program AYSPP. Ada dua pembicara yang memberikan kuliah; mereka adalah Jake Orak dan Liesellote Heederik. Dengan topik yang sama, mereka menawarkan perspektif perbedaan pendanaan dan manajemen keuangan.

 

Pembicara pertama:

Jake Orak, pendiri Ethnotek, memulai sesi dengan berbagi pandangannya tentang perusahaannya yang ia bangun dan kelola bersama istrinya. Dia menjelaskan bahwa penggalangan dana adalah pekerjaan penuh waktu dan menggarisbawahi bahwa itu akan mengalihkan perhatian Anda dari pelanggan. Salah satu metode adalah pendanaan kerumunan, yang juga tidak mudah, bahkan lebih rumit daripada yang terlihat. Dia juga menjelaskan bahwa Anda harus memahami apa yang diinginkan investor, apa harapan mereka. Jangan berpura-pura seolah-olah Anda memiliki jawaban dan dalam tingkat ini, transparansi tidak kalah pentingnya. Anda diharapkan jujur ​​kepada investor Anda sendiri. Dia menyarankan beberapa aturan tentang bagaimana mereka mengelola pendanaan mereka seperti memperbarui pendanaan Anda setiap minggu. Kemudian pertahankan hubungan baik dengan setiap orang yang terlibat dalam perusahaan. Pada diskusi,  Jake menjelaskan tentang kunci meyakinkan pemasok, yaitu membangun hubungan dengan pemasok Anda, bertanya tentang kehidupan mereka, dan membangun persahabatan. Dalam transparansi, tunjukkan rencana jangka panjang Anda. Bangun kepercayaan, tetapi berhati-hatilah dengan orang-orang yang akan bekerja dengan Anda karena ada banyak penipuan. Menjadi berbeda membuat Anda jauh lebih mudah untuk mendapatkan pelanggan baru, penjualan cepat tanpa pengeluaran iklan, dan tentu saja, investasi.

Pembicara kedua:

Ms. Lissellote Heederik, pendiri dan direktur Nazava, sebelum memulai ceramah, ia bertanya kepada para peserta apakah mereka sudah memiliki perusahaan atau perusahaan dengan investor. Kemudian, dia memulainya dengan membagikan bagaimana dia melakukan manajemen pendanaan. Dia percaya bahwa gerakan pertama pasti akan menabung, dan kemudian merencanakan bisnis. Bergabung dengan beberapa kompetisi juga efektif, karena bisa mendapatkan uang atau hadiah sebagai dana mereka. Ia menyebut para investor itu malaikat investor yang akan memberi Anda inkubator dan pinjaman yang lebih mudah. Ms. Lissellote juga mengakui bahwa mereka masih membutuhkan pinjaman. Dia membagikan beberapa tautan yang ditawarkan salah satunya untuk pitching di akhir slide.

Dalam lokakarya ini, para peserta diberikan dua tugas berbeda untuk dibahas. Yang pertama, peserta diminta untuk membayangkan dimana perusahaan peserta berada di tahun 2022.. Selanjutnya, Pak Jake juga memberikan pelatihan, di mana peserta diinstruksikan untuk menuliskan 3 pesaing teratas, 3 hal teratas yang pantas mereka tiru dan apa yang membedakan bisnis mereka dari yang lain.

November 11, 2019

DAY 6 OF AYSPP 2019: IMPACTFUL VOLUNTEER AND FUN COMPANY VISIT

Volunteer-Kelas Inspirasi Yogyakarta

This volunteering activity was held in two elementary schools, they were  SD Negeri Suroloyo and SD Negeri Madigondo, Kulon Progo. They event beganby briefing led by Kelas Inspirasi, and the warming welcome by the teachers along with Kelas Inspirasi, as well. Before they jumped right in the first program, the participant introduced themselves to the teachers and students, and then they sang along with the students, too; they were separated into two groups. They held the first program for 30 minutes where the participants were introducing some countries in the world, especially ASEAN to the children, then 15 minutes for break, and the last program lasted for 45 minutes, which was an outdoor activity called team building game. In the class, the participants also gave the students awareness about the importance of learning English, one of them was the fact that english is essential if they want to build good communications with the international citizen or foreigners.

 

Company Visit: Agradaya

Participants and committee from ASEAN Young Socialpreneurs Program (AYSPP) held a company visit to Agradaya on 11 November 2019. The activity includes a short presentation about Agradaya, visiting Agradaya’s production house, going around Agradaya’s small garden, and also tea cupping session. The short presentation explained about how Agradaya tries to create a sustainable agriculture which focuses on spices and medicinal herbs using four points of sustainability; people, planet, process, and product. The participants learned about how to identify business challenges and problems. They were also introduced to business scheme and business adaptations that can answer said challenges and problems. As a social enterprise, Agradaya collaborates with local farmers in their production process  in order to empower them and also improve their welfare. Agradaya also uses natural farming methods and renewable techonology to manufacture their products. After the presentation session ended, the participants were invited to go to the Agradaya production house and its packaging room. There was also a small tour  that took the participants to visit the Agradaya small garden which consisted of planted crops, fruits, and herbs. Finally, participants were asked to taste Agradaya’s blend tea products. In conclusion, the participants learned about how to create a collaborative and sustainable business model from Agradaya company visit.

Relawan-Kelas Inspirasi Yogyakarta

Kegiatan sukarela ini diadakan di dua sekolah dasar, yaitu SD Negeri Suroloyo dan SD Negeri Madigondo, Kulon Progo. Acara mereka dimulai dengan pengarahan yang dipimpin oleh Kelas Inspirasi, dan sambutan hangat dari para guru bersama dengan Kelas Inspirasi. Sebelum mereka melompat tepat di program pertama, peserta memperkenalkan diri kepada para guru dan siswa, dan kemudian mereka bernyanyi bersama dengan siswa juga; mereka dipisahkan menjadi dua kelompok. Mereka mengadakan program pertama selama 30 menit di mana para peserta memperkenalkan beberapa negara di dunia, terutama ASEAN kepada anak-anak, kemudian 15 menit untuk istirahat, dan program terakhir berlangsung selama 45 menit, yang merupakan kegiatan di luar ruangan yang disebut permainan membangun tim. Di kelas, para peserta juga memberikan kesadaran siswa tentang pentingnya belajar bahasa Inggris, salah satunya adalah fakta bahwa bahasa Inggris sangat penting jika mereka ingin membangun komunikasi yang baik dengan warga internasional atau orang asing.

 

Kunjungan Perusahaan: Agradaya

Peserta dan panitia dari Program Young Socialpreneurs ASEAN (AYSPP) mengadakan kunjungan perusahaan ke Agradaya pada tanggal 11 November 2019. Kegiatan ini meliputi presentasi singkat tentang Agradaya, mengunjungi rumah produksi Agradaya, berkeliling di kebun kecil Agradaya, dan juga sesi minum teh. Presentasi singkat menjelaskan tentang bagaimana Agradaya mencoba menciptakan pertanian berkelanjutan yang berfokus pada rempah-rempah dan tanaman obat menggunakan empat titik keberlanjutan; orang, planet, proses, dan produk. Para peserta belajar tentang bagaimana mengidentifikasi tantangan dan masalah bisnis. Mereka juga diperkenalkan dengan skema bisnis dan adaptasi bisnis yang dapat menjawab tantangan dan masalah tersebut. Sebagai perusahaan sosial, Agradaya bekerja sama dengan petani lokal dalam proses produksinya untuk memberdayakan mereka dan juga meningkatkan kesejahteraan mereka. Agradaya juga menggunakan metode pertanian alami dan teknologi terbarukan untuk memproduksi produk mereka. Setelah sesi presentasi berakhir, para peserta diundang untuk pergi ke rumah produksi Agradaya dan ruang pengemasannya. Ada juga tur kecil yang membawa para peserta untuk mengunjungi kebun kecil Agradaya yang terdiri dari tanaman, buah-buahan, dan tanaman herbal. Akhirnya, peserta diminta untuk mencicipi produk teh campuran Agradaya. Sebagai kesimpulan, para peserta belajar tentang cara membuat model bisnis yang kolaboratif dan berkelanjutan dari kunjungan perusahaan Agradaya.

November 11, 2019

DAY 5 OF AYSPP 2019: WORKSHIP AND CEO TALK

WORKSHOP (LEADERSHIP AND MANAGEMENT):

On 8th  November 2019, two notable speakers, Dr. Yazid Abubakar Abdullahi, Senior Assistant Professor of Entrepreneurship at Universiti of Brunei Darussalam, and Guido Van Hafwegen, Co-Founder and Director of Nazava, spoke about Leadership and Management.

The first material presented by Dr. Yazid Abubakar Abdullahi discussed four major issues such as; differences between management and leadership, entrepreneurial leadership, leadership and team building, and team canvas. For management and leadership material, he explained that management is the process of planning, leading, managing, controlling people when there is a group consisting of people and ensuring everything goes well, while leadership is the action of leading people in organization and ability to do the action. It’s all about how you lead a group of people and give direction and influence the activities.

It should be noted that leaders can be managers, but not all managers are leaders. In addition he also explained about entrepreneurial leadership, which needs attention because the current environment is constantly changing. There have been many changes both to customers, competitors, technology, legal economy and resources, and we must always move. We need entrepreneurial leaders, who can change, organize a group of people to achieve goals with entrepreneurial behavior, innovate to seize opportunities and continue to grow. He also explained about leadership and team building as well as the team canvas, which emphasize about the importance of collaboration, teamwork, and great teams to build strong groups, because many beginners also failed because they didn’t have the right team. The team canvas in this case portrays the important thing, which is forming trust, common goals (objectives), roles and skills, values, rules and activities, strengths and assets, and weaknesses and areas of development that are related.

 

The event then continued with a presentation by Guido Van Hafwegen who also discussed leadership. According to his presentation, what is needed is the aim, lead, and also the team. Try to do what is happening, then influence them to do what they need to do. In influencing others there are a number of things that must be considered, namely CLEAR which stands for Connect (connect with them warmly and set the agenda), Learn (hear everything the person is saying, use S/A and precision listening with as few questions as possible), Educate (determine what you want to deal with from the Learn step, then dealing with a major theme that was uncovered in the Learn step), Ask (get very next steps (VNS) in place on each item), dan Resolve (get full commitment if there is resistance or hesistancy). Then continuing before closing this session, Guido invited all participants to discuss what their goals were, how they led, and other interesting leadership discussions.

 

 

PANEL TALK:

1.CEO TALK 1: How to Maximize Digital Presence to Build Sustainable Business

On November 8, Mr. Fardi Yandi marked the beginning of the panel talk How to Develop your Business: Business Development in the Era of Industrial Revolution 4.0 with playing the video about his company, socialkreatif. He have some passions, such as photography. He doesn’t have digital marketing background at all. He build a business with passion and believe that having bunch of money doesn’t guarantee happiness, especially a sustainable business. He also believe that people could create a good content, but it doesn’t mean that they addressed the right audiences. If you desire to build the business from the start, Mr. Fardi suggest you to do these three things, which are to build personal branding, because in millenials market, they see someone behind this company. The problem of the business is their idealism. In their imaginations with good technology and cool goods. The second one is managing your organic account on Instagram which is not by buying followers. The third is buidling the tribe because the key is building its ecosystem. Building a personal brand is truly not easy and definitely challenging. There are also four elements in building personal branding as a business owner, such as; choosing your goals, picking values, who is the audience, and the content to produce itself.

 

2.CEO TALK 2: How to Develop Business Development in the Era of Industrial Revolution 4.0

Mr. Dan kicked the session by telling the audience about a romantic story on how he met his wife and how they build their business as an ice breaking. Their first objective was they only want to be free, also their believe that water is a big issue in the world. Therefore, they launced their first product in November 2014. Amazon is chosen as their platform to sell their products. Flex and change were the keywords of the revolution itself that people and government should deal with, i.e. when the government should think how to formulate the taxation policy. He explained that a products, to be on top of the page of market place website we should have a lot of good reviews and it takes time. At the discussion, was also interesting when a participant asked him how to convince people buy products while there’s no much reviews yet. Choosing the right marketplace for your products can be a right way out to overcome this problem.

 

3.CEO TALK 3: Communication and Understanding in Business

Mr. Richard, the CEO and founder of Demine Robotics, he started the lecture by sharing his experience on his life before moving to Canada, which before he was 13, he was in war, not be able to walk freely as a child because there are alot of land mines on the ground. He starts his company from zero dollar. Mr. Richard explained that the first thing to do to start a business was communicate to the others, which can be stakeholders or some important persons in business. There is also an interesting part that also can be an emphisizing on the importance of communication was when Mr. Richard pointed out that in business, dealing with ambassador is tougher than maintaining with your relationship with your partner. Because it involve alot of money and make sure this ambassador won’t go anywhere “cheating on the company”. Furthermore, his advisor once said to him that if you want to be a good entrepreneur, you should learn from other person’s mistake. You need that person to like you first, that’s why they also need understanding each other.

 

WORKSHOP (KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN):

 

Pada 8 November 2019, dua pembicara terkemuka, Dr. Yazid Abubakar Abdullahi, Asisten Senior Profesor Kewirausahaan di Universiti Brunei Darussalam, dan Guido Van Hafwegen, Rekan Pendiri dan Direktur Nazava, berbicara tentang Kepemimpinan dan Manajemen.

 

Materi pertama yang disampaikan oleh Dr. Yazid Abubakar Abdullahi membahas empat masalah utama seperti; perbedaan antara manajemen dan kepemimpinan, kepemimpinan kewirausahaan, kepemimpinan dan pembangunan tim, dan kanvas tim. Untuk materi manajemen dan kepemimpinan, ia menjelaskan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, memimpin, mengelola, mengendalikan orang ketika ada kelompok yang terdiri dari orang-orang dan memastikan semuanya berjalan dengan baik, sedangkan kepemimpinan adalah tindakan orang-orang terkemuka dalam organisasi dan kemampuan untuk melakukan tindakan. Ini semua tentang bagaimana Anda memimpin sekelompok orang dan memberikan arahan dan mempengaruhi kegiatan.

Perlu dicatat bahwa pemimpin dapat menjadi manajer, tetapi tidak semua manajer adalah pemimpin. Selain itu ia juga menjelaskan tentang kepemimpinan kewirausahaan, yang perlu mendapat perhatian karena lingkungan saat ini terus berubah. Ada banyak perubahan baik pada pelanggan, pesaing, teknologi, ekonomi hukum, dan sumber daya, dan kita harus selalu bergerak. Kita membutuhkan pemimpin kewirausahaan, yang dapat mengubah, mengatur sekelompok orang untuk mencapai tujuan dengan perilaku kewirausahaan, berinovasi untuk merebut peluang dan terus tumbuh. Dia juga menjelaskan tentang kepemimpinan dan pembangunan tim serta kanvas tim, yang menekankan tentang pentingnya kolaborasi, kerja tim, dan tim hebat untuk membangun kelompok yang kuat, karena banyak pemula juga gagal karena mereka tidak memiliki tim yang tepat. Kanvas tim dalam hal ini menggambarkan hal penting, yaitu membentuk kepercayaan, tujuan bersama (objektif), peran dan keterampilan, nilai-nilai, aturan dan kegiatan, kekuatan dan aset, serta kelemahan dan bidang pembangunan yang terkait.

Acara kemudian dilanjutkan dengan presentasi oleh Guido Van Hafwegen yang juga membahas kepemimpinan. Menurut presentasinya, yang dibutuhkan adalah tujuan, pimpinan, dan juga tim. Cobalah untuk melakukan apa yang terjadi, kemudian pengaruhi mereka untuk melakukan apa yang perlu mereka lakukan. Dalam mempengaruhi orang lain ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu CLEAR yang merupakan singkatan dari Connect (terhubung dengan mereka dengan hangat dan atur agenda), Learn (dengarkan semua yang dikatakan orang, gunakan S / A dan dengarkan presisi dengan sedikitnya pertanyaan sedapat mungkin), Didik (tentukan apa yang ingin Anda tangani dari langkah Belajar, kemudian hadapi dengan tema utama yang terungkap pada langkah Belajar), Tanya (dapatkan langkah berikutnya (VNS) pada masing-masing item), dan Resolve (dapatkan komitmen penuh jika ada penolakan atau keraguan). Kemudian melanjutkan sebelum menutup sesi ini, Guido mengundang semua peserta untuk membahas apa tujuan mereka, bagaimana mereka memimpin, dan diskusi kepemimpinan yang menarik lainnya.

 

PANEL BICARA:

1.CEO TALK 1: Cara Memaksimalkan Kehadiran Digital untuk Membangun Bisnis Berkelanjutan

Pada 8 November, Bapak Fardi Yandi menandai dimulainya diskusi panel Cara Mengembangkan Bisnis Anda: Pengembangan Bisnis di Era Revolusi Industri 4.0 dengan memutar video tentang perusahaannya, socialkreatif. Dia memiliki beberapa gairah, seperti fotografi. Dia tidak memiliki latar belakang pemasaran digital sama sekali. Dia membangun bisnis dengan penuh semangat dan percaya bahwa memiliki banyak uang tidak menjamin kebahagiaan, terutama bisnis yang berkelanjutan. Dia juga percaya bahwa orang dapat membuat konten yang bagus, tetapi itu tidak berarti bahwa mereka berbicara kepada audiens yang tepat. Jika Anda ingin membangun bisnis dari awal, Pak Fardi menyarankan Anda untuk melakukan tiga hal ini, yaitu membangun personal branding, karena di pasar milenial, mereka melihat seseorang di belakang perusahaan ini. Masalah bisnis adalah idealisme mereka. Dalam imajinasi mereka dengan teknologi bagus dan barang keren. Yang kedua adalah mengelola akun organik Anda di Instagram yang bukan dengan membeli pengikut. Yang ketiga adalah membangun suku karena kuncinya adalah membangun ekosistemnya. Membangun merek pribadi benar-benar tidak mudah dan pasti menantang. Ada juga empat elemen dalam membangun personal branding sebagai pemilik bisnis, seperti; memilih tujuan Anda, memilih nilai-nilai, siapa audiens, dan konten untuk menghasilkan sendiri.

 

2.CEO TALK 2: Cara Mengembangkan Pengembangan Bisnis di Era Revolusi Industri 4.0

 

Mr Dan menendang sesi dengan menceritakan kepada hadirin tentang kisah romantis tentang bagaimana dia bertemu istrinya dan bagaimana mereka membangun bisnis mereka sebagai pemecah kebekuan. Tujuan pertama mereka adalah mereka hanya ingin bebas, juga keyakinan mereka bahwa air adalah masalah besar di dunia. Karena itu, mereka meluncurkan produk pertama mereka pada November 2014. Amazon dipilih sebagai platform mereka untuk menjual produk mereka. Fleksibilitas dan perubahan adalah kata kunci revolusi itu sendiri yang harus dihadapi orang dan pemerintah, yaitu ketika pemerintah harus memikirkan bagaimana merumuskan kebijakan perpajakan. Dia menjelaskan bahwa suatu produk, untuk berada di atas halaman situs web pasar kita harus memiliki banyak ulasan bagus dan itu membutuhkan waktu. Pada diskusi itu, juga menarik ketika seorang peserta bertanya kepadanya bagaimana meyakinkan orang untuk membeli produk sementara belum ada banyak ulasan. Memilih pasar yang tepat untuk produk Anda bisa menjadi jalan keluar yang tepat untuk mengatasi masalah ini.

 

3.CEO BICARA 3: Komunikasi dan Pemahaman dalam Bisnis

 

Tn. Richard, CEO dan pendiri Demine Robotics, dia memulai ceramah dengan berbagi pengalamannya tentang kehidupannya sebelum pindah ke Kanada, yang sebelum dia berusia 13 tahun, dia berperang, tidak dapat berjalan bebas sebagai seorang anak karena ada banyak ranjau darat di tanah. Dia memulai perusahaannya dari nol dolar. Pak Richard menjelaskan bahwa hal pertama yang harus dilakukan untuk memulai bisnis adalah berkomunikasi dengan yang lain, yang dapat menjadi pemangku kepentingan atau beberapa orang penting dalam bisnis. Ada juga bagian yang menarik yang juga bisa menjadi penekanan pada pentingnya komunikasi ketika Mr. Richard menunjukkan bahwa dalam bisnis, berurusan dengan duta besar lebih sulit daripada mempertahankan hubungan Anda dengan pasangan. Karena itu melibatkan banyak uang dan memastikan duta besar ini tidak akan pergi ke mana pun “selingkuh pada perusahaan”. Lebih lanjut, penasihatnya pernah mengatakan kepadanya bahwa jika Anda ingin menjadi pengusaha yang baik, Anda harus belajar dari kesalahan orang lain. Anda membutuhkan orang itu untuk menyukai Anda terlebih dahulu, itulah sebabnya mereka juga perlu saling memahami.

    Skip to toolbar