DAY 7 OF AYSPP 2019: WORKSHOP ON FUNDING AND FINANCIAL MANAGEMENT
November 19, 2019DAY 9 OF AYSPP 2019: TALK SHOW, PITCHING AND EXPO
November 19, 2019ASEAN Young Socialpreneurs participants were asked to participate in a focused group discussion (FGD). The participants already prepared their presentation outlines the day before at the previous FGD session on November 12. The objective of this second FGD activity was to provide the participants some time to finalize their business case models and ideas.
They were also asked to present the result at the end. The participants then gathered with their team while some of them also chose to do it individually. They all were exchanging ideas and discussing technical issues about their business case model for their presentation towards the judges. They were also applying what they have learned from earlier lectures, workshops, and also company visits from series of activities from AYSPP 2019. Looking from their seriousness during the FGD session, it can be said that the participants want to deliver the best result for their presentation.
After the focused group discussion has finished, the participants then wait for their turn to present their business case models towards the judges; Pinjung Nawang Sari, S.P., M.Sc. and Matahari Farransahat, S.E., M.HEP. The main point from this business case presentation was to indicate the differences between the participants’ social enterprise business models and regular business models. The participants were presenting important aspects from their business case models such as their problem statements, solutions for the presented problems, customer segmentations, key business activities, cost structure, revenue model, the platform that will be used, measurement of success, and also the sustainable points from their business. The business case models which was proposed by the participants are so varied, ranging from educational platform for youth development, to foods, personal care, secondhand marketplace, and arts-based business. They also have their own unique selling propositions. Organic lifestyle and reducing waste, for example. Each presentations ended after Q&A session with the judges. The session was insightful because each participants can get new information and new lessons that can be applied to their own business in the future.
Peserta AYSPP diminta untuk berpartisipasi dalam diskusi kelompok terfokus (FGD). Para peserta sudah menyiapkan garis besar presentasi mereka sehari sebelumnya pada sesi FGD sebelumnya pada 12 November. Tujuan dari kegiatan FGD kedua ini adalah untuk memberikan para peserta waktu untuk menyelesaikan model dan ide kasus bisnis mereka. Mereka juga diminta untuk mempresentasikan hasilnya di akhir. Para peserta kemudian berkumpul dengan tim mereka, sementara beberapa dari mereka juga memilih untuk melakukannya secara individual. Mereka semua bertukar pikiran dan mendiskusikan masalah teknis tentang model kasus bisnis mereka untuk presentasi mereka didepan para juri nanti. Mereka juga menerapkan apa yang telah mereka pelajari dari kuliah sebelumnya, lokakarya, dan juga kunjungan perusahaan dari serangkaian kegiatan dari AYSPP 2019. Melihat dari keseriusan mereka selama sesi FGD, dapat dikatakan bahwa para peserta ingin memberikan hasil terbaik untuk mereka.
Setelah diskusi kelompok terfokus selesai, para peserta kemudian menunggu giliran untuk mempresentasikan model kasus bisnis mereka kepada para juri; Pinjung Nawang Sari, S.P., M.Sc. dan Matahari Farransahat, S.E., M.HEP. Poin utama dari presentasi kasus bisnis ini adalah untuk menunjukkan perbedaan antara model bisnis perusahaan sosial peserta dan model bisnis reguler. Para peserta mempresentasikan aspek-aspek penting dari model kasus bisnis mereka seperti pernyataan masalah mereka, solusi untuk masalah yang disajikan, segmentasi pelanggan, kegiatan bisnis utama, struktur biaya, model pendapatan, platform yang akan digunakan, pengukuran keberhasilan, dan juga poin berkelanjutan dari bisnis mereka. Model kasus bisnis yang diusulkan oleh para peserta sangat beragam, mulai dari platform pendidikan untuk pengembangan remaja, hingga makanan, perawatan pribadi, pasar barang bekas, dan bisnis berbasis seni. Mereka juga memiliki proposisi penjualan unik mereka sendiri. Gaya hidup organik dan mengurangi limbah, misalnya. Setiap presentasi berakhir setelah sesi tanya jawab dengan juri. Sesi ini sangat mendalam karena setiap peserta dapat memperoleh informasi baru dan pelajaran baru yang dapat diterapkan pada bisnis mereka sendiri di masa depan.